Seorang YB telah mengirimkan gambar ini dan rasa terpegun bila mengetahui kedudukan Malaysia berada di sudut Hajarul Aswad.
Alangkah bersyukurnya apabila kita mengetahui doa kita rakyat Malaysia berada di pintu doa-doa yang mustajab.
Hajar Aswad merupakan batu terakhir pemberian malaikat Jibril yang
kemudian diletakkan oleh Nabi Ibrahim untuk menyelesaikan pembangunan
Ka'bah.
Hajar Aswad adalah batu hitam yang terletak di sudut sebelah Tenggara
Ka’bah, yaitu sudut dari mana Tawaf dimulai. Hajar Aswad merupakan jenis
batu ‘RUBY’ yang diturunkan Allah dari surga melalui malaikat Jibril.
Hajar Aswad terdiri dari delapan keping yang terkumpul dan diikat dengan
lingkaran perak. Batu hitam itu sudah licin karena terus menerus di
kecup, dicium dan diusap-usap oleh jutaan bahkan milyaran manusia sejak
Nabi Adam, yaitu jamaah yang datang ke Baitullah, baik untuk haji maupun
untuk tujuan Umrah.
Hadist Sahih riwayat Imam Bathaqie dan Ibnu ‘Abas RA, bahwa Rasul SAW bersabda:
“Allah akan membangkitkan Al-Hajar (Hajar Aswad) pada hari kiamat. Ia
dapat melihat dan dapat berkata. Ia akan menjadi saksi terhadap orang
yang pernah memegangnya dengan ikhlas dan benar”.
Hadis tersebut mengatakan bahwa disunatkan membaca do’a ketika hendak
istilam (mengusap) atau melambainya pada permulaan thawaf atau pada
setiap putaran, sebagai mana, diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA. Artinya:
“Bahwa Nabi Muhammad SAW datang ke Ka’bah lalu diusapnya Hajar Aswad sambil membaca Bismillah Wallahu Akbar”.
ASAL – USUL HAJAR ASWAD
Ketika Nabi Ibrahim a.s bersama anaknya membangun Ka’bah banyak
kekurangan yang dialaminya. Pada mulanya Ka’bah itu tidak ada bumbung
dan pintu masuk. Nabi Ibrahim a.s bersama Nabi Ismail mau membangunnya
dengan meninggikan bangunannya dan mengangkut batu dari berbagai gunung.
setelah bangunan Ka’bah itu hampir selesai, ternyata Nabi Ibrahim masih
merasa kekurangan sebuah batu lagi untuk diletakkan di Kaabah.
Nabi Ibrahim berkata pada Nabi Ismail, “Pergilah engkau mencari
sebuah batu yang akan aku letakkan sebagai penanda bagi manusia.”
Kemudian Nabi Ismail a.s pun pergi dari satu bukit ke satu bukit
untuk mencari batu yang baik dan sesuai. Ketika Nabi Ismail a.s sedang
mencari batu di sebuah bukit, tiba-tiba datang malaikat Jibril a.s
memberikan sebuah batu yang cantik. Nabi Ismail dengan segera membawa
batu itu kepada Nabi Ibrahim a.s. Nabi Ibrahim a.s. merasa gembira
melihat batu yang sungguh cantik itu, beliau menciumnya beberapa kali.
Kemudian Nabi Ibrahim a.s bertanya, “Dari mana kamu dapat batu ini?”
Nabi Ismail berkata, “Batu ini kuterima dari yang tidak memberatkan cucuku dan cucumu (Jibril).”
Nabi Ibrahim mencium lagi batu itu dan diikuti oleh Nabi Ismail a.s.
Sehingga sekarang Hajar Aswad itu dicium oleh orang-orang yang pergi ke
Baitullah. Siapa saja yang bertawaf di Ka’bah disunnahkan mencium Hajar
Aswad.
Perhatikan Rahasia Besar Yang Tidak Pernah Kita Bayangkan Sebelumnya
1. Satu riwayat Sahih dinyatakan: “HajarAswad dan Makam Ibrahim
berasal dari batu-batu ruby surga yang kalaulah tidak karena sentuhan
dosa-dosa manusia akan dapat menyinari antara timur dan barat. Setiap
orang sakit yang memegangnya akan sembuh dari sakitnya”
Dulunya batu Hajar Aswad itu putih bersih, tetapi akibat dicium oleh
setiap orang yang datang menziarahi Ka’bah, ia menjadi hitam seperti
terdapat sekarang. Wallahu a’alam.
2. “‘Barangsiapa menunaikan ibadah haji, dan ia tak berbuat rafats
dan fasik, maka ia kembali (suci dan bersih) seperti anak manusia yang
baru lahir dari perut ibunya.” (Muttafaqun alaihi).
3. Mencium hajar aswad pada saat Haji Di Baitullah tidak dapat
diwakilkan, Ia menjadi penyedot Dosa tanpa kita sadari, alangkah
beruntungnya orang yang bisa menyentuh, mengusap dan memegangnya.
Hadis Siti Aisyah RA mengatakan bahwa Rasul SAW bersabda:
“Nikmatilah (peganglah) Hajar Aswad ini sebelum diangkat (dari bumi). Ia
berasal dari surga dan setiap sesuatu yang keluar dari surga akan
kembali ke surga sebelum kiamat”.
Akhir kata, Kita semua tahu jika Hajar Aswad hanyalah batu yang tidak
memberikan mudorat atau manfaat, begitu juga dengan Ka’bah, ia hanyalah
bangunan yang terbuat dari batu. Akan tetapi apa yang kita lakukan
dalam prosesi ibadah haji tersebut lebih baik kita niatkan sekedar
mengikuti ajaran dan sunnah Nabi SAW.
Umar bin Khatabpun juga pernah mengatakan “Aku tahu bahwa kau
hanyalah batu, kalaulah bukan karena aku melihat kekasihku Nabi SAW
menciummu dan menyentuhmu, maka aku tidak akan menyentuhmu atau
menciummu”
Jadi apa yang dikerjakan berjuta juta umat islam, scientis
muslim, dan orang -orang yang pandai bukanlah menyembah Batu seperti
yang banyak dituduhkan kaum yang picik sekali akalnya. Karena
ada rahasia besar dibalik setiap perilaku Nabi Muhammad saw dan sebab
tentu saja apa yang dilakukan oleh beliau pastilah berasal dari Allah,
sebagaimana yang terdapat dalam firmanNya :
Dan tiadalah yang
diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapannya itu tiada lain
hanyalah wahyu yang diwahyukan (QS. An-Najm : 53 )
Allaaahu Akbar, Tiada Ilah lagi Yang Berhak DiSembah Selain Allah dan
Bersaksi bahwa Muhammad Saw adalah Utusan Allah.
Muhammad hanyalah seorang Rosul, Sungguh telah berlalu sebelumnya
beberapa orang Rosul.
Mulai Detik Ini mari kita mencoba berperilaku sebagaimana Nabi
Muhammad, mencontohnya dalam segala tindak tanduk, makan, minum,
berpakaian, hingga tidurnya, sekalipun kita tidak mengerti rahasia besar
di sebaliknya.